Curhatan Wali Santri SMP

 

Progam kunjungan ke rumah wali santri adalah agenda rutin tahunan dari PSB (Penerimaan Santri Baru). Tim utama yang berkunjung adalah kepala sekolah, perwakilan pimpinan (lurah, keamanan, Madin), wali asuh, dan anak yang didatangi rumahnya.

Kali ini adalah curhatan dari wali santri SMP kls 1 putri, dan kakak nya kelas 4 Putra.

Masa TK Nisa & kakak nya

Mama Nisa, yang merupakan tuan rumah, menyatakan bahwa sangat senang sekali dikunjungi para asatidz.

"Alhamdulillah kalau Nisa banyak sekali perubahannya. Dulu dia kalau main ke rumah temennya jauh-jauh ust. Sekarang, pas liburan kemarin, dia lebih banyak di rumah, paling kalau main sama temennya, cuma di depan rumah doang. Temennya dia yang nyamperin."

"Nisa lebih milih tidur dari pada maen katanya". Cerita Mama Nisa yang berdarah Makassar dan bersuamikan Jawa.

"Kalau Nisa, dipondok selama  1 semester ini, sudah bisa apa?", Tanya kepala sekolah. Nisa tersipu sambil menempel ke mamanya.

"Pelajaran di pondok yang bikin Nisa terkesan apa deh?", kepala sekolah mengerucutkan pertanyaannya.

"Hafalan ta'lim Mutaalim", jawab Nisa.

" Nisa sudah hafal berapa bait?" tanyaku.

"Sudah 42", jawab nya.

"Alhamdulillah, bentar lagi bisa ikut wisuda Madin kalau hafalannya semakin banyak", aku menyemangati.

" Kalau Nisa agak kurang mi, kalau ngafalin. Kalau kakak nya dari dulu sama hafalan itu cepet. Makanya sekarang masuk tahfidz". Jelas mamanya.

"Nanti lama-lama bisa ya Nisa, nggak boleh patah semangat, harus rajin, ga boleh males kalau dipondok." Bu Ikha menyemangati.

"Alhamdulillah Nisa belum pernah pulang mi selama mondok. Waktu sakit juga cuma berobat sama umi nya sampai sembuh. Beda sama kakak nya, kalau sakit harus pulang, udah gitu kalau pulang lama, bisa semingguan. Kakak nya memang gampang sakit. Alhamdulillah kalau Nisa secara fisik kuat.

" Ya Bu, Alhamdulillahnya Nisa betah dipondok, itu sudah luar biasa banget. Nanti belajar nya tinggal ditingkatkan ya Nisa", kataku.

"maaf ya pak ustadz dan Umi, saya minta tolong anak saya yang Nisa ini, kalau dikelas tidur , dijewer aja, jangan boleh tidur, terserah mau dihukum apa aja, biar dia merasa tanggung jawab".

"Tapi kalau pas pelajaran saya, Nisa ga tidur kok Bu," kata Bu ikha

"Mungkin karena takut Bu ikha ya", celetuk ku. Semuanya pun tertawa.

"Kalau untuk keluhan-keluhan sih paling, di grup wali santri kelas 1 itu, suka membahas hal-hal yang sepele terus jadi rame" curhat mama Nisa.

" Paling nih, setelah kunjungan ini, nanti di grup disindir- sindir yang begini lah.. begitu lah". 

Turut hadir pula wali santri lain

"Memang apa yang dibahas di grup Bu?" Tanyaku penasaran.

"Biasa mi, kadang Wali Santri itu dapat laporan dari anaknya, terus dibahas di grup"

"contohnya seperti apa Bu?" Aku masih bertanya.

"Saya pernah mengajak umi wali asuh makan doang mi. Terus ada yang tahu, kemudian ada yang nyindir- nyindir, nanti wali asuh jadi pilih kasih. Dll."

"Nggak tahu ya mi, kalau di grup wali santri yang cewek, hal yang sepele saja dibahas. Padahal kalau di grup anak saya yang cowok, dari semenjak SMP, biasa aja, nggak pernah bahas kayak gitu-gitu, santai aja semuanya. Makanya saya ga pernah banyak komen kalau ada pembahasan hal-hal yang sepele."

" Ya Bu, barang kali karena masih kelas 1, jadi masih tahap pengenalan satu sama lain. Sambil dibantu do'a ya Bu, mudah-mudahan dengan berjalannya waktu. Para wali santri saling support satu sama lain, saling menguatkan, saling merangkul demi kesuksesan dan keberhasilan putra-putrinya di pesantren." Respon ku

Beberapa catatan yang menjadi curhatan yang terjadi di kamar santri putri kelas 1, antara lain:

1. Kecemburuan kunjungan wali santri, semuanya ingin didatangi.

Solusi : penjelasan lebih lanjut tentang pemilihan wali santri yang dikunjungi ( di tulisan sebelumnya)

2. Antar wali santri suka saling menyindir di WAG.

Solusi: kepala sekolah sebagai peredam di grup.

3. Anaknya suka tidur dikelas, mohon agar dipantau agar anaknya lebih bertanggung jawab dalam belajar.

Solusi: pengoptimalan guru dalam mengajar.

4. Wali asuh tidak boleh pilih kasih, tidak mempublish jika diberi oleh wali santri 

5. Anak nggak betah karena kakak kelas nya. Terkadang masalah cowok, seniornya suka tidak sopan menyindir adik kelasnya.

Solusi : melakukan pendekatan, jika terjadi bullying akan segera ditindak pelakunya

Demikian curhatan wali santri tentang pesantren. Mudah-mudahan, hal ini bisa menjadi evaluasi buat kami agar menjadi semakin lebih baik dan lebih maju lagi. Aamiin.

Pulang kunjungan mampir di masjid

Selfi pake kamera jahat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Idul Fitri, " Tiga Pesan Ramadhan "

Diatas Guru Ada Do'a Para Nabi, HGN di Asshiddiqiyah

Agenda Santri di Awal Tahun 2024