Kiat Menerbitkan Buku Dengan Mudah
Judul: Kiat Menerbitkan Buku Dengan Mudah
Alhamdulillah sekali bahwa saya ditakdirkan untuk bergabung di KBMN 28 ini. Tujuan awalnya sebenarnya cukup sederhana, yaitu bisa menulis dan syukur-syukur bisa menerbitkan buku solo. Dan syarat wajib pelatihan ini memang harus menerbitkan buku solo, selain dari wajib mengumpulkan 30 resume. Dan sebenarnya, saya sendiri masih ragu, bisa atau tidak. Tapi bismillah saja, optimis bahwa saya pasti bisa. Insyaallah, biidznillah, Aamiin.
Materi KBMN yang ke-23 kali ini adalah bagaimana cara kita menerbitkan buku solo. Tentu nya setelah draf bukunya sudah jadi ya. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan, dan akan di jelaskan langsung oleh narasumber yang cukup berpengalaman di bidangnya. Beliau adalah Bapak Raimundus Brian Prasetyawan,S.Pd. yang akan ditemani oleh moderator kita Ibu Nur Dwi Yanti, S.Pd
Pak Brian, demikian panggilan akrab beliau, akan memaparkan secara detail proses membungkus draft buku menjadi buku yang diterbitkan. Termasuk bagaimana proses hingga buku solo terbit dan memiliki ISBN atau QRCBN? Bagaimana menghubungi penerbit yang siap mencetak dan mempublikasikannya.
Sebelum memulai materi, moderator memperkenalkan profil narasumber kita, Om Ian, panggilan akrab Tim TSO,
Pak Brian di usia yang masih muda memiliki segudang prestasi dan karya. Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak. Sebagian besar dimuat di Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer. Ada juga yang dimuat di Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Warta Kota, Media Indonesia, dan Majalah Hidup.
Moderator pun mengirimkan link blog profil narasumber kita
https://www.praszetyawan.com/p/profil.html
![]() |
Profil narasumber |
Selanjutnya Bu NDY, panggilan akrab moderator kita, mengirimkan link blog materi narasumber
https://www.praszetyawan.com/2022/10/menerbitkan-buku-dengan-harga.html?m=1
"Materi malam ini disediakan agar bapak/ibu memiliki pandangan/wawasan menerbitkan buku. Agar saat menjalani proses penerbitan buku tidak mengalami pengalaman kurang menyenangkan dan agar tidak menemui hambatan". Demikian ungkap pak Brian sebelum lebih lanjut menjelaskan lebih detail lagi.
Perlu dipahami, bahwa pada pelatihan ini para peserta berjalan sendiri dalam membuat buku solo. Seperti menghubungi sendiri penerbitnya dan ikuti panduan/ketentuan dari penerbit tersebut. Disisi lain mungkin ini pengalaman pertama membuat buku. Maka pertemuan malam ini akan membantu para peserta, agar bisa menjalani langkah menerbitkan buku. Menerbitkan buku sekarang ini semakin mudah karena ada penerbit indie, yang menerima naskah tanpa seleksi
Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll.
Penerbit mayor menerapkan seleksi naskah, sehingga belum tentu naskah kita diterima. Memang itu dilakukan agar penerbit mayor mendapat naskah yang benar-benar berkualitas dan diperkirakan akan laku dipasaran.
Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi makanan sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.
Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut
Naskah pasti diterbitkan ✅
Proses penerbitan mudah dan cepat ✅
Menerbitkan di penerbit mayor bisa lebih dari setahun prosesnya
Kalau di penerbit Indie dalam hitungan bulan saja
Baik penerbit Indie maupun mayor punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan untuk penulis pemula yang baru pertama kali akan menerbitkan buku, bisa dicoba mengawali di penerbit indie. Jika bukunya cepat terbit akan menjaga semangat menulis.
Akan ada waktunya kita perlu merasa upgrade jika sudah sering menerbitkan di penerbit indie. Tentu kita perlu tantangan lagi dalam menulis. Barulah penerbit mayor tepat untuk penulis yang ingin upgrade.
Beruntung di KBMN PGRI kita juga punya narasumber Prof. Eko Indrajit yang bisa membantu kita untuk tembus ke penerbit Mayor yaitu Penerbit Andi. Jadi begitulah penerbit Indie dan mayor saling mendukung untuk para penulis.
Selanjutnya adalah ciri-ciri penerbit indie:
Bagi penulis pemula tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Kelemahan di penerbit indie, kita perlu keluar biaya-biaya untuk mendapat fasilitas penerbitan, atau jika ingin cetak ulang. Tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.
Pak Brian sendiri sudah menerbitkan 3 buku solo. Semuanya di penerbit Indie.
Buku Pertama: Buku Blog Untuk Guru Era 4.0
https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html
Buku Kedua: Aksi Literasi Guru Masa Kini
https://www.praszetyawan.com/2020/06/buku-aksi-literasi-guru-masa-kini.html
Buku Ketiga: Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari
https://www.praszetyawan.com/2020/10/buku-solo-terbaru-menerjang-tantangan.html
Penerbit Indie ada banyak. Kita tinggal memilih penerbit berdasarkan selera/kondisi masing-masing
Sebagai tips, berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie
● Biaya penerbitan
● Fasilitas penerbitan yang di dapat penulis
● Batas maksimal jumlah halaman
● Ketentuan dan Biaya cetak ulang
● Apakah dapat Master PDF
● Jumlah buku yang didapat penulis
Pak Brian akan membantu para peserta menghubungkan ke penerbit yang sudah terpercaya dan terjamin kualitasnya. Sejak Juli 2020 beliau membantu peserta KBMN memilihkan dan menghubungkan ke penerbit
Mengapa Pak Brian membantu mengubungkan para peserta ke penerbit indie ?
Hal ini agar para peserta tidak merasa sendirian dalam proses penerbitan buku. Ada beliau yang mendampingi dan menjawab berbagai pertanyaan seputar proses penerbitan. Sehingga para peserta merasa tenang bahwa buku pasti akan terbit.
Menurut Pak Brian sering mendapat cerita kasus hambatan yang dialami peserta KBMN dalam menerbitkan buku yaitu:
- biaya mahal
- biaya murah bahkan gratis diawal, namun jadi mahal akhirnya
- ketidakjelasan nasib naskah setelah berbulan-bulan
- ketentuan berubah2 tidak sesuai dengan di awal.
- ada ketentuan yang tidak disampaikan di awal
Melihat kasus-kasus tersebut maka beliau membantu untuk memilihkan penerbit yang sudah terpercaya dengan harga terjangkau dan mengawal sampai naskah terbit menjadi buku.
Penerbit yang sudah pak Brian sampaikan yaitu:
Biaya 400.000 saja. Penulis dapat 2 buku. Keunggulan lainnya:
1. Biaya terjangkau, tidak perlu sampai jutaan rupiah
2. jumlah maksimal halaman sangat banyak yaitu 280 hal A5. Jadi bapak/ibu tidak kena biaya tambahan halaman walaupun bukunya setebal 280 halaman A5.
3. Penerbit ini menjualkan buku terbitannya di tokopedia dan shopee
Pesan dari Pak Brian bahwa menerbitkan buku perlu waktu untuk proses terbit. Bukan seperti fotokopi yang sehari jadi. Oleh karena itu, jangan minta ada deadline kapan buku harus terbit. Misalkan karena untuk kenaikan pangkat, buku diminta agar terbit secepatnya. Para peserta bisa membuat perhitungkan waktu proses penerbitan bisa sampai 3 bulan jika ISBN. Karena ISBN sekarang prosesnya ketat.
Sesi tanya jawab:
1. *Imro'atus Sholihah_Jombang*
T: Apa yang membedakan antara penerbit Indie, Self Publishing, dan Mayor?
J: Sebenarnya bisa dilihat dari ciri-ciri penerbit Indie. Penerbit mayor kebalikannya penerbit indie. Sebagai contoh: penerbit indie tidak memasarkan buku terbitannya ke toko buku. Penerbit mayor memasarkan buku ke toko buku
2. Rosjida Ambawani - Ciamis
T: 1. Apa syarat naskah memperoleh ISBN?
2. Bolehkah buku solo berasal dari resume 20 pertemuan saja?
3. Untuk buku solo yg berasal dari resume tentunya judul resume beda-beda jadi apa perlu dikelompokkan dulu berdasar yang dekat tema materinya? Dan semua gambar, dll yg ada di setiap resume dimasukkan ke template?
J: 1. Ini penting tentang naskah yang lolos dapat ISBN. Harus kita sadari bahwa naskah yang dapat ISBN adalah naskah yang tujuannya diedarkan secara luas. Bukan untuk intern suatu instansi/lembaga. Jadi jangan cantumkan nama sekolah atau nama pelatihan.
2. Boleh
3. Ini silakan keputusan bapak/ibu masing-masing. Bisa dikelompokkan berdasarkan jenis tema, bisa juga tidak usah dikelompokkan. Untuk gambar sebaiknya dipilah yang penting saja. Karena kalau di penerbit saya, maksimal cantumkan 10 gambar saja.
3. HR. Utami_Semarang
T: Mohon penjelasan pada Om Brian, apa maksud mudah dan tanpa revisi, pasti terbit?
1. Apakah berarti tulisan kita tidak melalui proses editing atau profreading?
2. Apakah ini yang dimaksud, mengapa Perpusnas menghambat pemberian ISBN, karena mencetaknya cuma sedikit (boleh dikatakan tidak dipublikasikan?
3. Seandainya seperti saya butuhnya bukan hanya 4 (2 untuk saya, 2 untuk Perpusnas), tetapi juga akan saya pasarkan pada Mahasiswa. saya, wong memang buku teori? Bagaimana prosedurnya, bayar putus (hanya mencetak sesuai kebutuhan. atau royalti, seandainya itu bisa terus tiap tahun?
J: 1. tulisan tetap melalui editing penerbit, tapi edit ringan saja tidak mendalam. Artinya yang diedit adalah hal-hal yang sangat terlihat secara sekilas.
2. Harus diakui, betul begitu. Maka kita harus posisikan naskah akan diedarkan secara luas.
3. Mencetak sesuai kebutuhan. Biaya cetak ibu yang bayar. Silakan ibu tentukan sendiri harga jualnya
4. Firman Wahono _ SMPN 4 Ambarawa
T: Apakah dalam penulisan indie ini, terdapat tim yang jadi editor untuk mengkoreksi naskah kita atau begitu naskah penulis diserahkan ke penerbit indie langsung cetak?
J: Ada yang mengkoreksi. Tapi seperti yang saya bilang tadi, hanya mengkoreksi kesalahan yang sangat terlihat. Yang paling sering adalah mengkoreksi agar bisa lolos ISBN
5. Denny_Sekolah Mitra Kasih, Banjarmasin
T: Bagaimana cara jika ingin menerbitkan buku ber-ISBN untuk cuma naik pangkat, tapi dengar-dengar sekarang sangat sulit mendapatkan ISBN dari perpusnas.
J: Betul pak. Sekarang ini tidak semua naskah bisa ISBN. Kuncinya, jangan cantumkan nama lembaga. Termasuk di kata pengantarnya. Posisikan naskah sebagai naskah komersil yang akan diedarkan luas ke masyarakat
6. Ibu Yuni akbar _semarang
T: 1. Jadi kalau di penerbit indie berapa lama rata-rata dari masuk naskah sampai jadi buku? Apakah 3 bulan seperti yg diterangkan di atas atau bisa lebih lama lagi?
2. Kalau bukunya sudah jadi terus mau dibeli sekolah, kan harus lewat toko yang punya npwp, bagaimana solusinya? Apakah KBMN punya semacam toko buku yg bisa memasarkan buku-buku produk dari penulis asuhannya, yang sudah banyak sekali?
J: 1. Di tempat saya rata-rata 2 bulan. 3 bulan adalah batas paling lama
2. KBMN tidak punya toko yang bernpwp, mohon maaf belum ada solusinya.
7. Candra _ Jakarta
T: 1. Untuk penerbit indi yang bang Brian punya itu , pembayaran setelah buku di cetak atau sebelum buku di cetak
2. Adakah standar yang di minta oleh penerbit indi itu sendiri seperti cover dan gambar
J: 1. nah ini penting. Biaya penerbitan 400.000 dibayar diawal bersamaan dengan pengiriman naskah. Ongkir dan jika ada biaya tambahan, ditransfer setelah proses layout
2. Jika ingin menampilkan foto diri di cover, file fotonya harus yang asli dari jepretan kamera, biasanya ukurannya lebih dari 1 mb. Jangan pakai foto hasil share WA. itu saja
8. Dyah-KBB
T: 1. Apakah ada beberapa pilihan penerbit dari berbagai kota yang bisa dishare ke peserta? Kalau boleh tau nama penerbit dan alamatnya.
2. Untuk menghemat ongkir dan memudahkan koordinasi, bisakah penerbit dipilih yang satu kota dengan peserta?
J: 1. Iya silakan saja peserta memilih penerbit yang satu kota. Pada dasarnya peserta bebas memilih penerbit. Tapi saya punya pemikiran begini:
1. Jika anda tinggal di pulau Jawa, ongkir tidaklah terlalu berat walaupun penerbit tidak satu kota.
2. ada hal yang lebih urgent dibanding ongkir, yaitu biaya penerbitan dan kinerja penerbit itu sendiri. Terpercaya atau tidak.
Jadi silakan dipertimbangkan
Sejauh ini di KBMN ada 3 penerbit Indie yaitu Bu Kanjeng (Solo), Saya (Sleman), Pak Mukminin (Lamongan)
9. Sinta Tangsel_Pamulang:
T: 1. bagaimanakah jenis kertasnya.
2. Jika 2 di kita, 2 di perpusnas, maka yg dijual di sope/tokped, buku yg di kita 2 buah itu?
3. Jika mau perbanyak lagi, berapakah harganya/per buku?
4. Bolehkah, cover dari kita?
5. Jika ada tambahan gambar di beberapa halaman dalam,dan ada sedikit warna, kena biaya berapakah?
J: 1. jenis kertas bookpaper 72 gram. Kalau mau request HVS putih bisa
2. yang dijual di marketplace adalah pre order. Jadi penerbit akan mencetak jika ada yang order. 2 buku penulis akan dikirim ke rumah penulis
3. silakan baca postingan saya yang di awal. 100 hal = 31.000 per buku
4. boleh. Tapi kirim file mentahnya
5. Ada tambahan biaya walaupun sedikit warna. Ada tambahan biaya jika gambar lebih dari 10
10. Nurmiati _ Temanggung Jawa Tengah
T: Jadi untuk proses penerbitan buku solo melalui kegiatan KBMN ini adalah
1. Membuat draft buku siap cetak
2. Meminta mentor sebagai editor buku atau konsultasi selama pembuatan draft buku
3. Menghubungi Pak Ian atau penerbit pilihan untuk membuat kesepakatan2 dalam penerbitan buku
4. Menunggu sampai buku sudah cetak
5. Melaporkan kepada TSO atas penerbitan buku solo peserta
6. Lulus KBMN
Apakah benar langkahnya seperti itu? Mohon maaf ini baru pertama kali mau menerbitkan buku soalnya.
J: Oh iya saya baru ingat. Menyusun naskah sebaiknya langsung di file word dengan format yang ditentukan penerbit. Maka sebaiknya yang paling pertama adalah menghubungi penerbit dahulu.
Untuk langkah no 5, melaporkan buku terbit dengan cara isi form bukti buku terbit
11. Azizah Fahmi _ Padang:
T: Apakah jika kita hanya mengirimkan draft 30 resume tanpa menambahkan referensi...akan bisa terbit buku atau adakah pihak penerbit indie yg akan membantu?
J: Iya bisa... tidak apa-apa. Yang penting tulisannya bukan full copas materi narasumber, tapi menuliskan kembali materi narasumber dengan gaya menulis masing-masing
12. Latifah _ Jakarta utara
T: Bagaimana merangkai kata yang baik untuk menarik para pembaca. Untuk judul
J: Learning by doing. Baca banyak tulisan. Kita bisa belajar dari Omjay bagaimana membuat judul yang menarik hingga dibaca puluhan ribu viewers.
Tentu judul yang bikin penasaran atau bahkan yang agak kontroversi. Namun ternyata isinya tidak seperti yang kita bayangkan hehe
13. Kasmin_ Kota Tangerang Selatan.
T: Bagaimana menyikapi agar tidak terjadi kasus dalam ketidakjelasan nasib naskah, ketentuan berubah-ubah dan mengantisipasi tidak adanya ketentuan yang tersirat dalam pemesanan cetakan di penerbit.
J: Bisa lihat dari track record penerbit melalui medsosnya, lihat informasinya apakah lengkap. Banyak tanya ke admin penerbitnya, jangan langsung serahkan naskah. Jangan malu-malu bertanya. Kita berhak tau apa-apa tentang penerbit agar kita percaya. Bisa juga kita nilai dari seberapa cepat admin penerbit merespons. Bisa juga kita lihat dari jawaban admin. Kalau muter-muter, nggak tuntas menjawab, bisa kita nilai sendiri hehe
14.Eka Yulia _ Kab. Seruyan, Kalteng.
T: 1. Apakah ketika kita menerbitkan buku dengan penerbit indie yang Pak Brian maksudkan di MOU nya ada poin yang menyatakan kita terikat kontrak sekian tahun dengan penerbit tersebut?
(Kebetulan Saya sedang terikat kontrak 6 tahun untuk naskah yg berbentuk novel dg salah satu penerbit indie)
2. Apakah penulis hanya menyerahkan naskah saja (Kata pengantar, prakata, daftar isi, bionarasi),selebihnya oleh penerbit?
Sebagai tambahan info, saya dulu masuk ke penerbit lewat jalur seleksi.
J: 1. kalau di saya tidak ada ikatan kontrak
2. Kelengkapan naskah ( prakata, daftar isi, profil penulis) oleh penulis juga
15. Lucy _ Bandung
T: Kalau boleh tau berapa harga per gambar, jika nanti ada kelebihan gambar dalam tulisan saya, karena dipastikan gambar dalam tulisan saya lebih dari 10.
J: Saya infokan nanti. Saya tanyakan ke penerbit dahulu
16. Saepul Hikmah_ SMPN 1 Rengasdengklok Karawang
T: Apakah dengan memberikan fasilitas kemudahan kepada penulis, penerbit indi memberikan jaminan hukum andai kata si penulis itu bukunya bermasalah dengan hukum?
J: Kalau di penerbit indie, naskah merupakan tanggung jawab penulis
17. Maria Ulfa_ Lombok.
T: 1. Terima kasih sudah memberi info tentang penerbit buku.
2. Apa fungsi kelompok-kelompok yg telah dibagi beberapa waktu lalu. Misal saya kebagian Koko Sim, dst.
3. Mohon diberi gambaran, dari resume kita yang berjumlah 30 itu langsung kita serahkan ke penerbit ataukah masih perlu diutak atik lagi.
J: 2. Mentor mengomentari resume dan memastikan bapak/ibu untuk sampai ke 30 resume dan sampai menerbitkan buku
3. Silakan dibaca ulang dulu (proofreading) siapa tahu ada salah ketik jadi bisa kita perbaiki (self editing), baru setelah itu kirim ke penerbit.
18. Suhartini_Lombok
T: Apakah biaya yang 400 ribu itu sudah termasuk biaya untuk ISBN, atau ada tambahan biaya lagi ketika buku kita lulus ISBN?
J: Sudah termasuk ISBN. Tapi ya itu.... lolos atau tidaknya ISBN tergantung dari perpusnas
Selanjutnya Pak Brian menyampaikan closing statement
Jangan ragu terbitkan tulisan anda menjadi buku. Penerbit indie menerima semua jenis naskah. Untuk memilih penerbit indie, silakan pahami dulu ketentuan dari penerbit, jangan sampai ditengah-tengah ada salah paham atau hambatan.
Pertemuan pun ditutup oleh moderator dengan quote;
*Nothing is imposible to make some better. Show who you are. Get the chance*
(NDY)
Terimakasih kepada narasumber atas ilmu dan wawasan tentang Penerbitan buku solo. Sukses selalu untuk pak Brian & Bu NDY.
Komentar
Posting Komentar