Menyusun Buku Ajar Sendiri
Judul: Menyusun Buku Ajar Sendiri
Resume Ke: 19
Gelombang: 28
Hari/ Tanggal: Senin, 20 Februari 2023
Tema: Menulis Buku Ajar
Narasumber: Dr. Mudafiatun Isriyah,M.Pd.
Moderator: Mutmainah
Menyusun buku ajar sendiri adalah hal yang pernah aku rencanakan sejak dulu, namun belum pernah terlaksana hingga kini. Apalagi sebagai guru yang sudah puluhan tahun mengajar, seharusnya sudah mencoba menyusun buku ajar sendiri.
Selama menjadi guru, yang sudah saya lakukan selama ini hanyalah membuat slide powerpoint dari tiap-tiap bab dan menyusun contoh soal dan latihan soal saja. Mengingat materi pelajaran yang aku ajarkan adalah tergolong sulit, yakni Fisika tingkat SMA, maka untuk menyusun buku ajar memiliki tantangan tersendiri untuk diriku. Sehingga impian untuk memiliki buku ajar sedikit demi sedikit pupus seiring berjalannya waktu.
Nah materi KBMN 28, pertemuan ke-19 ini, seolah menggali kembali keinginan yang sudah lama terpendam. Tentunya membuat buku ajar kali ini sesuai dengan teori dan tidak mengarang plus ada pembimbing yang bisa diajak berdiskusi. Sehingga untuk pembuatannya seharusnya akan lebih mudah untuk mewujudkannya.
Narasumber untuk materi buku ajar adalah seorang yang berpengalaman dengan prestasi yang penuh segudang. Beliau adalah Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd. Buku beliau telah mendapatkan penghargaan dari perpustakaan nasional sebagai buku terbaik. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Ibu Mutmainah atau biasa disapa "Emut Lebak".
Memiliki buku ajar sendiri, pasti menjadi hal yang menyenangkan dan memuaskan bagi guru. Dan bukan hanya itu, jika buku ajar dipakai oleh sekolah lain atau digunakan oleh ribuan sekolah lainnya maka guru akan mendapat royalti yang selalu mengalir ke rekening.
Hal ini seperti yang dirasakan oleh Omjay sang guru blogger Indonesia. Beliau menulis Buku Ajar informatika dan dipakai di banyak sekolah. Diantaranya adalah sekolah SMP Taruna Bakti, sekolah salah satu anggota KBMN, yang sudah 3 tahun memakai buku Informatika karya Omjay. Hal ini sebagai bentuk dukungan sesama pegiat literasi satu mata pelajaran Informatika.
Di awal pertemuan, sang moderator menyampaikan quote-quote untuk menyemangati para peserta KBMN 28
“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.
*Pramudya Ananta Toer.*
*Menulislah dengan tulisan jelek, karena tulisan yang bagus hanya bonus dari kebiasaan".*
Selanjutnya Bu Emut tak lupa memperkenalkan narasumber melalui link Kompasiana yang berisi CV beliau
![]() |
Narasumber |
Menyimak CV beliau *Dr. Mudafiatun Isriyah, M. Pd* adalah seorang konselor dan penulis juga asesor BAN PAUD Jatim. Lulus cum laude prodi PAUD UNESA Surabaya dan melanjutkan studi di Universitas Negeri Malang untuk meraih gelar doktor Bimbingan dan Konseling.
Beliau juga merupakan alumni BM 4 asuhannya Omjay. Dan peraih buku terbaik Perpusnas 2021 bersama prof Ekoji dalam tantangan menulis selama satu minggu dengan tema "Pendidikan Jarak Jauh". Dan masih banyak buku-buku beliau yang lain, seperti:
- Peran Guru dan Orangtua sebagai Pusat Sumber Belajar
- Antologi Social Presence Kunci Sukses Distance Learning
- Trik Menulis di Kala Sibuk
- Model Bimbingan Online untuk Meningkatkan Social Presence Mahasiswa PJJ
- Implementasi Sosial Presence dalam Bimbingan Online, dalam konteks Perspektif Komunikasi Personal, Interpersonal dan Impersonal.
- Literasiku dalam Bimbingan dan Konseling
- PRAKTIK KONSELING (PADA FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI EFIKASI AKADEMIK SISWA) masih dalam proses ISBN dengan penerbit mayor.
Selanjutnya narasumber memulai materi "Bagaimana menata materi bahan ajar kita sebagai seorang guru dengan mudah". Secara garis besar, materi yang disampaikan adalah:
1. Bahan Ajar VS Buku Ajar
2. Pentingnya BA dalam pembelajaran
3. Buku Ajar dan Buku Hasil Penelitian/Hasil Pemikiran
4. Cara Penulisan Buku Ajar
5. Prinsip-prinsip Pemilihan Materi Buku Ajar
Sebelum masuk pada materi lebih dalam, hal yang paling penting bagi penulis adalah punya komitmen, selain dari penguasaan ilmu dan kemampuan berbahasa.
Penjelasan dari masing-masing poin diatas adalah:
1. Bahan ajar vs buku ajar
A. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/dosen dan mahasiswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis atau pun tidak tertulis.
B.Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga dapat tercipta lingkungan dan suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.
C. Bahan Ajar Cetak • Buku Teks, •Buku Referensi, dan Monograf,
•Bahan Ajar Mandiri = Modul = BAJJ •Panduan = Petunjuk = Pedoman, •Atlas = Peta •Diagram = Poster
•Brosur = Leaflet = Manual
D.Bahan Ajar non-Cetak • Internet = Web Based Courses = e-learning • CAI = Pembelajaran Berbantuan Komputer • Slide • Video / TV • Audio / Radio
Sedangkan Buku Ajar merupakan salah satu bentuk bahan ajar.
Buku Ajar adalah buku ilmiah berupa uraian materi pembelajaran yang disusun secara logis dan sistematis dengan bahasa yang lugas, digunakan dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran (Pannen & Purwanto, 2001)
2. Pentingnya buku ajar dalam pembelajaran
1. Guru lebih banyak waktu untuk memberi bimbingan kepada siswa/mahasiswa
2. Siswa dapat belajar sekalipun tidak ada guru
Buku ajar bisa dibaca sebagai referensi.
3. Siswa dapat belajar kapan dan di mana saja
4. Siswa tidak terlalu tergantung kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi
5. Siswa bisa belajar dengan kecepatan masing-masing sesuai dengan potensi
Hal ini, mengacu pada TRILOGI PEMBELAJARAN
1. Tujuan
2 Strategi
3. Penilaian
Syarat minimal terjadinya pembelajaran adalah mahasiswa/siswa – Materi – Guru/Dosen. Dan seorang guru memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dalam mengajar nya yaitu dengan menata buku ajar sendiri sesuai mata pelajaran yang diampu.
KEUNTUNGAN BUKU AJAR BAGI GURU/DOSEN?
1. Promosi & Kenaikan Pangkat
2. Mendapatkan insentif
3. Finansial-Royalti
4. Eksistensi diri
5. Media Ekspresi
6. Branding Personal dan Institusi
7. Penguatan Keilmuan; dll. Eksistensi diri
Guru adalah agen Aktivitas Pembelajaran, sudah seharusnya guru adalah sebagai Peneliti dan Pembelajar. Dengan modal pengalaman dan Kurikulum sebagai pegangan dalam menulis buku ajar.
ALASAN GURU/DOSEN MENULIS BUKU AJAR SENDIRI
Guru merupakan pakar dalam bidangnya (menguasai bidang ilmu).
Guru mempunyai kemampuan menulis.
Guru memahami kebutuhan mahasiswa dalam bidang ilmu yang dibinanya.
Guru memiliki kemampuan mendesain pembelajaran
Sebagai langkah awal, Guru membuat RPS/Silabus, kemudian dibuat out line nya. Selanjutnya bisa menghasilkan buku ajar, Buku modul dan diktat. Nah, jika guru sebagai peneliti, maka akan akan menghasilkan buku referensi, monograf, artikel ilmiah, ini bahan untuk menjadi buku.
Contoh nya adalah buku solo Bu Mudafiatun yang mendapatkan penghargaan terbaik 1 perpusnas dg tema Pendidikan Jarak Jauh.
Buku tersebut hasil penelitian yang menjadi buku referensi yg didalamnya terdapat syarat dg materi yg dibutuhkan oleh guru BK. Ini namanya buku bernovelty
JENIS-JENIS BUKU AJAR
A. BUKU AJAR
B. BUKU MODUL
C. DIKTAT
D. PETUNJUK PRAKTIKUM
E. NASKAH TUTORIAL
A. Buku ajar Vs buku teks
Buku Ajar pada umumnya:
1. Ditulis dan dirancang untuk digunakan siswa/mahasiswa.
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
3. Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
4. Strukturnya berdasarkan kompetensi yang akan dicapai.
5. Ada pemberian kesempatan latihan bagi mahasiswa.
6. Selalu memberikan rangkuman.
7. Kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa
8. Dikemas untuk digunakan dalam pembelajaran.
9. Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa.
10.Mencantumkan petunjuk penggunaan buku ajar.
Buku Teks pada umumnya:
1. Ditulis terutama untuk digunakan dosen atau pembaca umum, dipasarkan secara luas.
2. Tidak selalu menjelaskan tujuan pembelajaran.
3. Disusun secara linier.
4. Strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu (content).
5. Belum tentu memberikan latihan bagi mahasiswa.
6. Belum tentu ada rangkuman.
7. Materi buku teks sangat
8. Dikemas untuk dijual secara umum.
9.Tidak ada mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pemakai.
10.Tidak memberikan petunjuk cara mempelajarinya.
CARA PENYUSUNAN BUKU AJAR
1. PENATAAN INFORMASI (compilation text)
Guru/Dosen melakukan kompilasi bahan dari berbagai sumber yang telah beredar di pasaran berdasarkan RPS yang telah disusun
2. PENGEMASAN KEMBALI (information repackaging)
Guru/Dosen melakukan pengemasan kembali dari sumber-sumber yang telah ada disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi yang ingin dicapai adalah RPS
3. MENULIS SENDIRI (starting from scratch)
Guru/Dosen menulis sendiri berdasarkan kepakarannya berdasarkan RPS mata kuliah yang diampu.
4. PROSEDUR KOMPILASI
Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata pelajaran seperti yang tercantum dalam daftar pustaka di RPS.
Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
Fotokopi seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Bahan Kajian sesuai dengan RPS.
Pilahlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan urutan Bahan Kajian yang sesuai dengan RPS.
5. Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Bahan
Kajian/BAB.
6. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk
setiap Bahan Kajian kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk
dibagi kepada mahasiswa).
7. Buatlah/tulislah pedoman guru/dosen dan pedoman siswa/mahasiswa
untuk mendampingi bahan yang sudah dikompilasi tersebut.
PROSEDUR PENGEMASAN KEMBALI INFORMASI
Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (RPS + RTM) Informasi tersebut disusun kembali/ditulis ulang dengan gaya bahasa dan strategi yang sesuai untuk menjadi buku ajar (digubah), kemudian ditambahkan:
Kemampuan/kompetensi yang akan dicapai.
Petunjuk belajar bagi mahasiswa.
Latihan.
Ringkasan.
Umpan balik.
Evaluasi formatif.
PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN MATERI BUKU AJAR
1. PRINSIP RELEVANSI
Materi pembelajaran hendaknya ada hubungannya dan memberikan kontribusi bagi upaya pencapaian capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Misalnya, jika kemampuan yang diharapkan dikuasai mahasiswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta.
2. PRINSIP KONSISTENSI/KEAJEGAN
Materi pembelajaran harus konsisten dengan kemampuan akhir yang ingin dicapai, baik dari segi jumlah materi maupun dari taksonominya. Jika kemampuan akhir yang harus dikuasai mahasiswa empat macam, maka materi buku ajar yang harus dikembangkan juga harus meliputi empat macam
3. PRINSIP KECUKUPAN
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kemampuan akhir yang diharapkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai capaian pembelajaran mata kuliah dan kemampuan akhir. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
SISTEMATIKA BUKU AJAR
BAB 1 Pendahuluan
Penyajian
Penutup
Daftar Pustaka
Senarai (glossary)
Tinjauan Mata Pelajaran : Prakata
֍ Petunjuk Penggunaan Buku Ajar bagi Mahasiswa
֍ Identitas Mata Kuliah
֍ Deskripsi Singkat Isi Buku Ajar
֍ Kegunaan Mata Kuliah bagi Mahasiswa
֍ Capaian Pembelajaran Mata kuliah
2. BAB I
Kemampuan Akhir
Indikator
Pendahuluan, terdiri dari:
֍ Deskripsi singkat berupa gambaran umum tentang
cakupan bab tersebut.
֍ Relevansi antara bab tersebut dengan pengalaman
yang telah dimiliki mahasiswa atau manfaat bagi
mahasiswa.
Penyajian:
֍ Uraian atau penjelasan materi (sesuai dengan jenis
materi) dan diikuti dengan contoh-contoh.
֍ Ilustrasi yang sesuai dengan uraian materi.
֍ Tugas dan Latihan yang dilakukan mhs setelah
membaca uraian materi.
֍ Rangkuman/ringkasan dari konsep atau prinsip yang
dibahas.
Penutup, terdiri dari:
֍ Penilaian, konsisten dengan rumusan indikator dan Kemampuan
Akhir.
֍ Umpan balik, untuk dapat menilai sendiri hasil belajarnya (kunci
jawaban tes).
֍ Tindak lanjut.
Diperlukan juga: DAFTAR PUSTAKA , SENARAI, berupa daftar istilah teknis yang dianggap penting dan perlu dijelaskan.
DAFTAR INDEX (jika diperlukan).
Sesi tanya jawab:
1. Umatun Nur Islamiyati_ Magelang.
T: Bagaimana langkah langkah membuat buku ajar yang bermutu?
J: Buku bermutu yg bisa mengukur adalah masing- masing guru pengampu mata pelajaran, RPS yg dibuat itu dasarnya, sesuai kurikulum dan saat ini didukung bagaimana implementasi dg merdeka belajar itu sangat dibutuhkan saat ini, kolaborasi kurikulum, seni merancang ide-ide guru tentunya yg sesuai dg kondisi dan karakter siswa di mana siswa itu berada
2. Imro'atus Sholihah_Jombang Jatim
T: Ada istilah bahan ajar, modul ajar, dan diktat. Sepertinya ketiganya hampir sama?
Di antara tiga itu mana yang lebih tepat dibuat dan digunakan?
Bahan ajar biasanya dipakai di kalangan sekolah sendiri, kalau seperti ini siapa yang mengesahkan agar ada nilai KUMnya.
J: Ini buku hasil tuangan dari bahan ajar sendiri, sesuai kurikulum dan sesuai RPS masing-masing guru, semua dpt dihargai dan ada nilai KUM, namun yg paling tinggi nilai KUM nya adalah buku hasil penelitian yaitu buku monograf dan referensi
3. Hasbi Aprizal
T: Bagaimana caranya untuk menuliskan sebuah referensi didalam buku ajar ?
J: Nah ini dipecah dari buku referensi menjadi buku ajar tentunya buku referensi ini adalah hasil penelitian yg didukung oleh beberapa temuan sebelumnya yang bisa mendukung hasil penelitian secara ilmiah dan ini sangat mengkerucut.
Kalau referensi berdasarkan penelitian kalau buku ajar hasil desain seorang guru dari RPS nya.
Bagaimana mengkolaborasikan antara referensi ke buku ajar?
Tentunya adalah guru bisa mengambil cuplikan hasil penelitian atau materi yg sangat menarik di anatara materi yg sudah di siapkan diangkat menjadi sebuah buku ajar.
Ini menarik sekali, seperti buku saya yang menang adalah hasil penelitian di kampus.
Sangat menarik, karena saat itu perlu ilmu tentang belajar jarak jauh terutama ilmu BK. Yaitu bagaimana siswa/mahasiswa memiliki sikap menghormati/menghargai guru/dosen dalam belajar, ini yang saya angkat dalam buku saya tersebut. Ini namanya buku bernovelty, buku yang ada ruh nya.
Guru bisa mengangkat salah satu rancangan yang sudah tersedia. Ambil salah satunya baru di carikan teori nya, sebagai bahan referensi terkait keilmuan tersebut. Kemudian jadilah buku ajar yg sangat menarik dan sangat dibutuhkan oleh siswa karena guru mengangkat buku tersebut dari pengalaman guru itu sendiri di kelas.
4.*Farida Lisanti*
T: Saya sangat tertarik dengan materi yang disampaikan karena saya juga pernah ikut tim penyusun buku ajar bahasa daerah setempat yg di rekrut Dinas Pendidikan, namun saya mendapat kendala ketika buku ajar sudah siap diajarkan kepada siswa di sekolah-sekolah ternyata banyak guru yang mengajar mapel mulok bahasa daerah ini kesulitan dalam menyampaikan materi. Sebab mengajarkan bahasa daerah setempat, sedangkan gurunya berasal dari propinsi lain.
Apa yg harus dilakukan saya pribadi, dan Dinas Pendidikan agar pembelajaran bahasa daerah ini dapat dilaksanakan dengan baik?
J: Nah ini juga sangat menarik. kita membuat buku juga berdasarkan hasil observasi bahwa nilai kebutuhan buku tersebut yang akan menggunakan harus sesuai, syukur-syukur juga melakukan penyebaran angket untuk kebutuhan buku selain observasi dan wawancara terkait kebutuhan buku tersebut. Terkait kemampuan menulis dasarnya adalah:
Penguasaan Ilmu
Kemampuan Berbahasa
Komitmen Guru
Itu bekal dasar bagaimana kita menulis buku yang bermanfaat
5. Saepul Hikmah_ SMPN 1 Rengasdengklok Karawang.
T: Kehadiran guru di kelas tidak bisa digantikan dengan yang lainnya wabilkhusus dalan tranformasi ranah afektif. Bisa digantikan kah aspek ini andai diganti selain guru? Misal dengan media yang tadi telah disebutkan
J: Afeksi adalah tentang sikap, ini buku saya banget
Ini tentang afektif, bagaimana menjaga komunikasi antara guru dengan siswa, secara online. Kita tahu kalau offline kita jelas dari gestur tubuh guru sudah bisa melihat bagaimana sikap siswa tersebut. Tetapi dalam buku tersebut ada kemampuan seorang guru yg digiring agar guru itu bisa mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap kita itu guru bisa tahu walau secara online.
Dalam buku "Implementasi Social Presence dalam Bimbingan Online" membahas teori komunikasi impersonal. Transformasi ranah afektif ini tentang bagaimana mencari tahu hubungan komunikasi kita dg siswa. Seorang guru, harus bisa membaca komunikasi secara impersonal, atau jarak kebatinan.
Begitu banyak nya materi yang ada dalam buku sang narasumber. Beliau juga akan membedah bukunya pada kesempatan lain.
6. Maria Ulfa_ Lombok.
T: 1. Manakah yang paling mungkin dibuat oleh seorang guru seperti saya Bunda?
2. Mengapa pengetahuan tentang Buku Ajar dan Bahan Ajar ini sangat penting untuk kita kuasai?
J: Buku ajar itu sama dengan mengupas diri sendiri sebagai guru mata pelajaran yg di ampu. Pengetahuan tentang mata pelajaran ini kan guru tsb yang mendesain indikator-indikator nya. Ini ruh nya buku ajar.
Jika kita tahu ruh nya buku, maka mengajar itu sangat mudah dan luapan emosi kita dalam merancang buku itu akan mengikuti gaya pembuatan buku ini. Sehingga buku ini akan tepat sasaran apa yg di butuhkan siswa. Karena yang lebih tahu kebutuhan siswa ini adalah guru yang bersangkutan.
7. Dewi indria_ Seruyan Kalteng.
T: Apakah buku ajar ini berasal dari RPP kita yg kemudian kita tuangkan dalam buku ajar tersebut, Kemudian apakah buku ajar ini juga berisi materi dan juga soal-soal sebagai mana buku LKS?
J: Betul sekali, buku ajar ini sesuai dengan rancangan yg akan di bangun untuk menyampaikan materi ibu. Desain isi seperti apa itu ibu yang tentukan sendiri, tentunya mengikuti karakter dan kemampuan siswa nya. Ini yg dikatakan buku nya ada ruh nya.
RPP itu bahasan dari indikator yang syarat dengan kompetensi yang akan di capai.
Langkah-langkah penulisan bukunya akan disesuaikan dengan ide-ide kreatif yang ada dalam angan-angan.
Tentunya saat ini siswa kita sudah masuk era gadgeting. Kita harus lebih banyak menggunakan buku yang milenial yang di kombain dengan materi yang sesuai.
Untuk soal-soal dan LKS ini kan rancangan dari guru sendiri, bisa juga di angkat sebagai permasalahan yang harus dituntaskan.
8. X
T: 1. Apakah RPP itu termasuk bahan ajar? Karena didalamnya juga ada ringkasan materi, dan alat penilaian yang guru buat sendiri
2. Apakah modul yang kita buat bisa dikumpulkan dan dijadikan bahan ajar?
Apakah bisa diterbitkan menjadi sebuah buku yg ber ISBN?
J: RPP bukan bahan ajar tetapi RPP bisa di pakai sebagai outline bahan ajar. Modul kita ini bisa di buat bahan ajar dan bisa banget. Tentu nya sesuai persyaratan buku ber ISBN semua hasil karya karsa guru bisa di ISBN kan.
9. Siti Badriyah_Lamongan.
T: 1. Dalam kurmer guru dibebaskan untuk mengembangkan kemampuannya dan kemampuan siswa.
Apa manfaat bahan ajar yang kita buat sendiri dibandingkan bahan ajar yang sudah disiapkan negara?
2. Bagaimana cara membuat bahan ajar yang menarik?
J: 1. Memang siswa diberi kebebasan untuk mengasah kemampuannya, maka guru harus punya inisiasi yg super.
2. Bahan ajar yang menarik adalah bahan ajar yang bisa memenuhi kebutuhan siswa nya. Seperti apa kebutuhan siswanya? siswa akan belajar mandiri yang diberi kebebasan untuk mengolah info dari guru
Bagaimana buku yang tepat untuk siswa yang belajar mandiri? ya guru harus memfasilitasi buku modul. Langkah-langkah pembelajaran dan kegiatan nya di satukan dalam buku Modul atau buku Panduan.
Apakah buku modul bisa ber ISBN ? yaa bisa banget tentunya megikuti kriteria penulisan buku modul
10. Dyah_ Kab. Bandung Barat
T: 1. Ada istilah RPS dan RTM, ini kepanjangannya apa ya?
2. Jika menulis buku ajar tentang penggunaan sebuah aplikasi, apakah harus menggunakan aplikasi versi terbaru atau bisa disesuaikan dengan kebutuhan di sekolah?
3. Untuk buku dari hasil PTK termasuk ke dalam kategori buku apa?
J: 1. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan Rencana Tugas Semester Mahasiswa (RTM)
2. Buku ajar saat ini memang di sarankan mengikuti siswa yang kekinian
Aplikasi ? ya sangat bagus apalagi menciptakan sendiri aplikasi dan implementasinya
3. Buku hasil PTK, bisa masuk sebagai buku referensi yang bobotnya tinggi, KUM nya bisa 40 full, masuk juga sebagai buku monograf, karena PTK adalah bagian dari hasil penelitian.
Peserta KBMN 28 begitu semangat dan luar biasa antusiasme nya. Waktu menunjukkan batasnya, sedangkan pertanyaan masih banyak yang belum dijawab. Akhirnya, pertanyaan yang belum dijawab narasumber akan di jawab beliau melalui akun blog di Kompasiana beliau.
Guru merupakan sosok yang akan ditiru, guru sebagai model yang akan menjadi figur, daya pandang siswa tak terukur karena melihat sosok guru idaman. Torehan guru menjadi prasasti bagi siswa, maka lantas guru mau seenaknya tanpa harus menjawab kebutuhan siswa yang sesungguhnya??
Sungguh tidak manusiawi jika seorang tidak merancang pembelajaran yang sesuai kebutuan siswa. Oleh karena itu marilah kita menjadi seorang guru yang memiliki komitmen untuk menghargai diri sendiri sebagai seorang yang sangat ditunggu siswa. jadilah guru yang kreatif, desain lah pembelajaran yang menarik, buatlah buku ini sebagai hasil karya guru yang di tunggu.
(Mudafiatun Isriyah)
Terimakasih banyak ibu Mudafiatun atas ilmu yang diberikan dan Bu Emut selaku moderator. Mudah-mudahan saya bisa segera merilis buku ajar yang sejak dulu saya idam-idamkan. Semoga bisa terwujud secepatnya. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar