Tiba- Tiba Boyong Massal

 Sebuah pesan masuk ke gawai ku, " Umi, saya mau ketemu umi, anak saya nggak betah, jadi nanti setelah ujian mau boyong", ku baca pesan Bunda Nay.

" Nanti saya ajak ngobrol dulu anaknya ya bun", jawabku dengan singkat.

Dalam minggu ini, entah mengapa ada beberapa wali santri kelas 1 yang chat WA ingin memindahkan anaknya ke sekolah luar dengan alasan tidak betah. Hal ini yang akhirnya segera aku ambil tindakan untuk melakukan investigasi ke wali asuh, wali kelas, anaknya langsung, baru kemudian kumpulan kamar, serta kumpulan angkatan.

Dari hasil investigasi, kesimpulan utamanya adalah karena masih banyak kelas 1 angkatan ASN yang bahasanya masih kasar, kemudian sering menyindir teman, serta ada yang bercanda terlalu berlebihan.

Beberapa laporan dari wali asuh:

1. anak- anak di kamar masih ngomong kasar, ngomongnya nge- gas

2. ada anak yang di diemin temannya, tidak tahu masalahnya apa, sehingga orang tua merasa khawatir anaknya nangis terus

3. Ada anak yang masih suka cutek (cubit tetek) dan dibuat bercandaan

4. Ada yang suka terlambat piket, kemudian dikatain teman- temannya, sehingga tersinggung

5. ada anak yang masih trauma dengan kejadian kesurupan massal, sehingga takutnya berlebihan.

6. Ada yang suka menirukan perkataan/ perbuatan temannya, sehingga  temannya tersinggung

Suatu waktu aku bertanya pada si Ai kelas 1 yang merasa di bully temannya "Memang temanmu ngomong apa sampai kamu tersinggung?"

" wah banyak mis, pokoknya setiap perkataannya itu nyakitin banget", kata Ai dengan semangat yang menggebu- gebu.

"Iya, makanya saya penasaran temanmu ngomongnya kayak gimana?", kataku penasaran.

"mmmh... si AM suka ngatain aku bau, padahal kan aku ga terlalu bau, terus dia suka manggil aku ikan buntal. itu aku paling kesel banget Mis", si Ai mengepalkan tangannya dan menyatukan kedua tangannya seperti gerakan meninju.

"Oalah... itu hanya bercanda, kamu bisa ngomong, aku nggak suka kamu panggil ikan buntal", aku mencoba menenangkannya

" Yang sabar...nanti mis juga akan mengingatkan agar tidak ngatain orang seenaknya." 

Banyak dari cerita anak- anak yang ku panggil, permasalahannya sepele namun kalau tidak ditangani bisa sangat membahayakan. Oleh karena itu, kita mencari anak- anak yang memang menjadi biang di setiap kamar.

Informasi dari wali asuh dan anak- anak, ada 17 nama anak yang perlu mendapat teguran khusus. Yaitu, anak- anak yang sebelumnya sudah pernah diperingatkan terkait akhlak dalam perkataan.

Dari informasi yang di dapat, kami memanfaatkan kumpulan angkatan, yang sudah disepakati sebelumnya. Yaitu seminggu sekali tiap malam Rabu, di kamar secara bergiliran, karena mereka ada 4 kamar. Kumpulan angkatan berfungsi untuk evaluasi angkatan agar mereka semakin kompak dalam hal  yang baik.

Saat kumpulan angkatan, aku memanggil 17 anak tersebut di barisan paling depan. Namun dari 17 orang, yang hadir hanya 8 orang, sedangkan 8 orang ada yang sakit dan 3 orang mengaji kitab Al Irsyi. Dan dalam kesempatan tersebut, 8 orang itu berjanji untuk tidak berkata kasar lagi dan berusaha menjadi lebih baik.

Aku pun kemudian membuat polling untuk sekedar mengetes mereka. Jadi Gus M, akan memanggil anak kelas 1 karena mereka suka ngomong kata- kata kasar, hanya saja belum tahu waktunya. Nah, opsi yang ku buat adalah:

1. Yang menghadap Gus M hanya 17 nama yang disebut
2. Semua angkatan ASN menghadap gus.
Mereka yang selain 17 orang harus memilih salah satu opsi tersebut.
Dan hasilnya adalah 30 % memilih opsi pertama, dan 70 % opsi yang kedua.
Melihat hasil tersebut, akupun mengutarakan pendapatku "Mis, lega karena opsi 2 masih lebih banyak dari opsi 1. Menurut Mis, hal ini menunjukkan bahwa solidaritas kalian masih lebih tinggi dibanding egoisnya".
" Niatkan bahwa ketika menghadap Gus, sekaligus minta do'a beliau agar angkatan ASN semakin kompak dalam kebaikan, dan bisa meraih prestasi sebanyak- banyaknya."

Dalam organisasi angkatan, memang mereka harus selalu di dampingi dan disemangati, apalagi mereka masih tahun pertama. Yaitu masa- masa masih pengenalan antara satu dengan lainnya, dan egoismenya juga masih tinggi. 

Sebagai lurah, kami juga melaporkan kepada khadimul ma'had, dan beliau akan menasehati mereka di waktu yang sudah beliau jadwalkan. Mudah- mudahan langkah ini bisa menggagalkan rencana boyong massal kelas 1. Aamiin


Dari investigasi juga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Idul Fitri, " Tiga Pesan Ramadhan "

Agenda Santri di Awal Tahun 2024

"Menjadi Pegawai Allah", Halal bi Halal keluarga besar Asshiddiqiyah